Membaca Novel Untuk Melatih Otak

|

Rabu, 08 Juni 2011

Anda tahu perbedaan antara membaca novel dengan membaca buku-buku pelajaran?. Anda suka membaca novel?. Jika memang suka, itu hal yang bagus. teruskanlah, karena kegiatan membaca buku-buku novel dan buku-buku cerita lainnya dapat meningkatkan kemampuan otak anda. Dengan kinerja otak yang berkembang baik akan memudahkan anda untuk menyimpan dan mengingat informasi.
Apa sih perbedaan antara membaca novel dengan membaca koran, buku peajaran, literatur-literatur?. Perbedaannya yaitu ketika anda membaca novel atau buku-buku cerita pada hakikatnya anda sedang melatih kemampuan otak kanan anda. Otak kanan ini sangat berperan dalam kemampuan imajinasi, fantasi, dan kreatifitas. ketika anda membaca novel atau buku-buku cerita, otak yang banyak berperan ketika itu bukanlah otak logis anda (kiri). Tentu bukan berarti bahwa apa yang anda baca bukanlah hal yang membutuhkan logika berfikir. Dalam novel juga dibutuhkan analisis dan logika hanya saja tidak sebanyak sebagaimana ketika anda membaca literatur. Ketika anda membaca novel atau buku cerita, akan lebih banyak bermain dengan imajinasi anda ketimbang logika dan sistematika.

Buku novel, buku cerita, dan buku lainnya yang berisi tentang kisah-kisah, menuntut anda untuk menggunakan imajinasi anda lebih sering dari biasanya. Seseorang yang begitu hanyut ketika membaca novel dan buku-buku cerita, akan membayangkan apa yang mereka baca di dalamnya. Ketika dikisahkan seorang yang menunggang kuda untuk berangkat perang, anda akan membayangkan bahwa anda sedang menunggang kuda. Hebatnya sebuah novel adalah novel selalu menggambarkan suatu cerita dengan alur, kondisi, dan gaya cerita yang sangat detil. Dan itu bagus untuk melatih imajinasi anda.
Satu adegan sederhana dalam sebuah novel, akan digambarkan sedemikian detil oleh pengarangnya. Misalnya saja “…ketika michael terpaku di depan laptop kesayangannya, dengan rambut yang kusut dan acak-acakan dan puntung rokok yang tersisa beberapa centi di mulutnya, ia seakan-akan seperti seorang mayat hidup. Matanya menerawang jauh seakan-akan melihat pintu neraka di jendela, di tempat ia biasanya melihat keadaan sekeliling rumahnya. Benar-benar tidak seperti biasanya. Michael yang biasa adalah michael yang selalu ceria, michael yang seakan punya banyak ide di kepalanya. Seakan-akan di otaknya telah terpasang chip yang menyimpan berjuta-juta cerita untuk dikisahkan. Dari kacaunya negeri tempatnya hidup sekarang ini. hingga janda muda montok yang selalu lalu lalang di depan rumahnya, tepat di kaca depan tempat michael biasa menulis. Lenggak-lenggok pinggul dari si janda kadang membuyarkan sedikit konsentrasinya. Dari kisah pejabat korup pencuri uang rakyat, bisa-bisa ujung-ujungnya dikaitkan dengan perselingkuhan antara pejabat dan si janda kembang…”
Anda lihat kan perbedaan bagaimana novel itu dikisahkan?. Apakah anda terbayang bagaimana rupa si michael? bagaimana kondisinya ketika itu?, apakah ia baik-baik saja?, apakah anda juga membayangkan ruangan kerja michael?. Lalu bagaimana dengan jendela kamarnya? apa anda juga membayangannya?. Dan jika anda lelaki, anda mungkin lebih suka membayangkan bagaimana bentuk di “janda tetangga sebelah rumah” yang seksi.
Apa anda sadar, bahwa ketika anda membayangkan setiap baris demi baris cerita novel, anda secara tidak sadar sedang melatih otak kanan anda. Biarkan saja otak kanan anda bekerja. Semakin anda tenggelam dalam cerita, maka semakin baik imajinasi anda bekerja. Semakin detil anda menggambarkan keadaan dari novel yang anda baca, maka secara tidak sadar anda sedang membangun hubungan antara sel saraf otak yang satu dengan sela saraf otak lainnya. Hubungan antara sel saraf otak inilah yang nantinya menjadi modal anda untuk membentuk keseimbangan otak anda. Dan keberhasilan dalam menyeimbangkan otak kanan dan kiri anda, adalah cikal bakal dari latihan membangun ingatan dan konsentrasi yang sempurna.
Selamat melatih pikiran anda dengan novel kesayangan anda.

0 komentar:

Posting Komentar